Program Keselamatan, Kesehatan, dan Bantuan Karyawan (Safety, Health,and Employee Assistance Program)

Banyaknya jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di Amerika telah membuat kebijakan public berfokus pada dua tindakan, yaitu kompensasi moneter untuk luka yang berhubungan dengan pekerjaan dan ukuran pencegahan untuk mendorong keamanan dan keselamatan kerja. Yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan publik diarea ini tentunya adalah program kompensasi pekerja di negara-negara bagian dan Occupational Safety and Health Administration (OSHA).

The Occupational Safety and Health Act
  • Tujuan akta ini adalah untuk mencegah luka, sakit, maupun kematian yang berhubungan dengan pekerjaan. Akta ini berlaku bagi semua ukuran bisnis yang mempengaruhi perdagangan dalam negara bagian. Yang tidak termasuk didalamnya hanya pekerja federal, negara bagian, dan pemerintahan lokal.
  • Dalam administrasinya, akta ini membangun 3 agen pemerintahan, yaitu : The Occupational Safety and Health Administration (OSHA), The Occupational Safety and Health Review Commision, dan The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)
  • Standar keselamatan dan keamanan secara garis besar adalah : employer wajib menciptakan tempat kerja yang bebas dari bahaya yang dikenali, serta harus melengkapi semua standar kesehatan dan keamanan yang ditentukan dalam akta.
  • Selain itu ada persyaratan untuk menjaga record employer, yaitu dengan memenuhi 3 formulir baru : Log of Work-Related Injuries and Illnesses (OSHA 300), Injury and Illness Reporting Form (OSHA 301), dan Summary of Work-Related Injuries and Illnesses (OSHA 300A). Pengecekan rutin akan diadakan dari pihak OSHA ke tempat kerja.



Dalam perkembangannya, OSHA banyak didiskusikan oleh perusahaan mengenai keefektivitasnya dalam mengembangkan keamanan dan kesehatan ditempat kerja. Employer banyak yang mengeluhkan mengenai peraturan-peraturan yang terlalu detail dan mahal, yang mengabaikan realitas ditempat kerja itu sendiri. Meskipun demikian, biaya-biaya tidak langsung yang ditimbulkan dari kecelakaan juga tidak kalah besarnya, diantaranya biaya : upah yang dibayar untuk waktu yang hilang, kerusakan material atau peralatan, lembur yang dibutuhkan sebagai akibat kecelakaan, upah pengawas selama kecelakaan, output yang berkurang setelah pekerja dapat kembali bekerja, waktu yang dibutuhkan untuk pekerja baru, biaya perawatan lainnya, sampai waktu yang dihabiskan manajemen untuk memproses formulir kompensasi.


Program keselamatan dan kesehatan organisasional
Kecelakaan berasal dari 2 penyebab luas : kondisi kerja yang tidak aman dan perilaku kerja yang tidak aman. Umumnya kecelakaan terjadi dikarenakan interaksi antara kedua sebab diatas. Oleh karena itu, pencegahan perlu dilakukan dari kedua-duanya, yaitu dengan kombinasi dari pengendalian manajemen dan engineering. Pengendalian engineering dilakukan dengan modifikasi lingkungan kerja dan menetralisir perilaku yang tidak aman. Sedangkan pengendalian manajemen terdiri dari :
  • Pengendalian kerugian : ada 4 komponen didalamnya, yaitu anggaran keselamatan, catatan keselamatan, perhatian pribadi manajemen, dan contoh yang baik dari manajemen.
  • Komite keselamatan : yang terdiri dari perwakilan dari pekerja, manajer, dan spesialis keselamatan.
  • Peraturan keselamatan : bagaimana membuat pekerja mematuhi peraturan yang telah ditetapkan perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena pelatihan, penekanan, ataupun insentif yang kurang.
  • Seleksi pekerja : yaitu faktor yang perlu diperhatikan dalam proses seleksi seperti pendengaran, karakteristik psikologi dan fisik, penglihatan, usia, dan lama bekerja. Umumnya baik yang baru bekerja maupun yang berusia muda adalah yang paling sering mengalami kecelakaan kerja.
  • Pelatihan untuk karyawan dan pengawas : kecelakaan sering terjadi karena kurangnya informasi. Ada tiga faktor yang paling berpengaruh dalam keselamatan kerja yaitu pelatihan karyawan, rancangan pekerjaan, dan pengawasan employer.
  • Umpan balik dan insentif : dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku aman.


Bahaya kesehatan di tempat kerja
1) Kebutuhan akan alat keselamatan : banyaknya zat beracun/bahan kimia ditempat kerja telah mengakibatkan timbulnya masalah pernafasan, hati, kulit, ginjal, dan lain sebagainya pada karyawan. Ketentuan akan pelanggaran alat-alat keselamatan ditempat kerja ini diatur oleh Pengadilan Tinggi Amerika dan OSHA.
2) AIDS : pekerja yang didiagnosis tertular AIDS ditempat kerja semakin banyak dari tahun ke tahun. Penderita AIDS, yang umumnya meninggal antara usia 25-44 tahun tentu menimbulkan biaya yang besar bagi perusahaan. Perusahaan disini perlu melakukan langkah-langkah pencegahan seperti memasang mesin kondom dikamar mandi dan menyediakan pengobatan bagi pekerja yang tertular HIV.


Program bantuan karyawan
Employee Assistance Programs (EAPs) saat ini telah meluas sampai konseling profesional dan layanan medis bagi karyawan yang 'bermasalah' (seperti penyalahgunaan obat-obatan, masalah keluarga, stress, depresi, ketergantungan minuman keras, dls yang meskipun tidak berhubungan dengan pekerjaan namun akan berdampak pada pekerjaan).

EAPs ini bekerja dengan 5 langkah, yaitu :
a. Mengembangkan pernyataan tertulis mengenai tujuan program, yang konsisten terhadap kebijakan organisasional.
b. Mengajari manajer, pengawas, dan perwakilan serikat mengenai apa yang harus dan tidak dilakukan ketika mereka berhadapan dengan karyawan 'bermasalah' dan ketika menggunakan program tersebut untuk memecahkan masalah kinerja pekerjaan.
c. Membangun prosedur-prosedur sebagai acuan bagi karyawan bermasalah.
d. Membangun komunikasi kepada karyawan agar mereka tahu bahwa layanan tersebut tersedia dan tidak apapa bila digunakan.
e. Mengevaluasi terus-menerus jalannya program agar sesuai dengan tujuannya.

Saat ini, ada 3 masalah ditempat kerja yang paling menekan, yaitu :
  • Alkoholik : biaya yang ditimbulkan saat ini mencapai $86 milyar, yang mencakup produktivitas rendah, pengobatan, kematian prematur, kecelakaan, kejahatan, dan hukum. Meskipun alkoholik mempengaruhi karyawan pada setiap level, namun biayanya terendah pada level puncak.
  • Penyalahgunaan obat-obatan : biayanya mencapai $120 milyar akibat produktivitas tahunan yang hilang. Sementara itu, perusahaan tidak dapat mendiskriminasikan karyawan dengan masalah ini (sesuai yang tertera dalam Americans with Disabilities Act). Untungnya, rehabilitasi dari EAPs dapat efektif disini.
  • Kekerasan di tempat kerja : berupa pembunuhan atau kekerasan lainnya dari teman kerja atau orang luar (seperti perampokan). Kekerasan demikian dapat menimbulkan trauma pada karyawan dan pastinya akan menurunkan produktivitas. Organisasi disini dapat mencegah dengan melakukan tes obata-obatan, pertanyaan detail tentang riwayat pekerjaan terakhir, dan pengecekan tindakan kriminal. Selain itu, baik pengawas maupun karyawan harus diingatkan tentang tanda-tanda peringatan seperti : ancaman verbal, tindakan fisik, dan perilaku.
Sementara itu beberapa langkah preventif lainnya dapat dilakukan, seperti : berkonsultasi dengan spesialis, menciptakan dan mengkomunikasikan kebijakan tertulis pada semua karyawan, membangun tim manajemen krisis, menawarkan pelatihan dan orientasi karyawan, membantu karyawan beradaptasi dengan perubahan, dan waspada terhadap resiko potensial serta merespon secara cepat.


Promosi kesehatan korporasi : konsep dari "kebaikan"
Proses diatas dimulai dengan mempromosikan kesadaran akan kesehatan, dimana tujuannya bukanlah untuk menghapus symtom dan penyakit, melainkan untuk membantu karyawan membangun gaya hidup yang memungkinkan mereka mencapai potensi fisik dan mental sepenuhnya. Promosi kesehatan terdiri dari 4 tahap:
  • Mengedukasi karyawan tentang faktor resiko kesehatan-kebiasaan hidup atau karakteristik badan yang memperbesar kesempatan terkena penyakit.
  • Mengidentifikasi faktor resiko kesehatan yang dihadapi setiap karyawan.
  • Membantu karyawan mengurangi resiko-resiko tersebut dengan gaya hidup dan perilaku yang lebih sehat.
  • Membantu karyawan menjaga gaya hidup lebih sehat yang baru tersebut dengan memonitor dan mengevaluasinya.

(Mohon maaf sebelumnya, tulisan ini merupakan ringkasan dan terjemahan dari sebuah buku Human Resources Management, tapi saya lupa judul dan pengarangnya.)