Sistem Insentif dan Pembayaran

Pembayaran dan sistem intensif adalah dua dari tiga bentuk kompensasi yang diberikan perusahaan kepada SDM-nya. Tujuannya adalah untuk memotivasi agar karyawan berjuang untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi. Kompensasi adalah sesuatu yang dinamis, yang dipengaruhi oleh faktor pasar tenaga kerja, kekuatan kolektif, peraturan pemerintah, dan filosofi top management.
Saat ini, selisih pembayaran dan insentif yang jauh antara kalangan top manager dengan pekerja biasa telah menimbulkan cukup banyak masalah, diantaranya yang besar adalah menimbulkan gap kepercayaan dan mengurangi komitmen pekerja.

 
Filosofi yang berubah memerlukan sistem pembayaran

Kenaikan pembayaran saat ini lebih sering disebabkan oleh senioritas, bukan lagi kinerja. Padahal top managers masih terus menekankan pentingnya kinerja terakhir para pekerjanya dan standar kinerja juga terus ditingkatkan dari tahun ke tahun, sehingga dapat dilihat adanya tiga perubahan utama dalam filosofi perusahaan terkait dengan pembayaran dan benefits :

Program Keselamatan, Kesehatan, dan Bantuan Karyawan (Safety, Health,and Employee Assistance Program)

Banyaknya jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di Amerika telah membuat kebijakan public berfokus pada dua tindakan, yaitu kompensasi moneter untuk luka yang berhubungan dengan pekerjaan dan ukuran pencegahan untuk mendorong keamanan dan keselamatan kerja. Yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan publik diarea ini tentunya adalah program kompensasi pekerja di negara-negara bagian dan Occupational Safety and Health Administration (OSHA).

The Occupational Safety and Health Act
  • Tujuan akta ini adalah untuk mencegah luka, sakit, maupun kematian yang berhubungan dengan pekerjaan. Akta ini berlaku bagi semua ukuran bisnis yang mempengaruhi perdagangan dalam negara bagian. Yang tidak termasuk didalamnya hanya pekerja federal, negara bagian, dan pemerintahan lokal.
  • Dalam administrasinya, akta ini membangun 3 agen pemerintahan, yaitu : The Occupational Safety and Health Administration (OSHA), The Occupational Safety and Health Review Commision, dan The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)
  • Standar keselamatan dan keamanan secara garis besar adalah : employer wajib menciptakan tempat kerja yang bebas dari bahaya yang dikenali, serta harus melengkapi semua standar kesehatan dan keamanan yang ditentukan dalam akta.
  • Selain itu ada persyaratan untuk menjaga record employer, yaitu dengan memenuhi 3 formulir baru : Log of Work-Related Injuries and Illnesses (OSHA 300), Injury and Illness Reporting Form (OSHA 301), dan Summary of Work-Related Injuries and Illnesses (OSHA 300A). Pengecekan rutin akan diadakan dari pihak OSHA ke tempat kerja.

Value Chain Porter (Rantai Nilai Porter)

Value Chain Porter (ditemukan oleh Michael Porter) adalah model yang digunakan untuk membantu menganalisis aktivitas-aktivitas spesifik yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan kompetitif bagi organisasi. Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

1. Primary activities :
- Inbound logistics : aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum digunakan.
- Operations : akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.
- Outbound logistics : aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen.
- Marketing and sales : aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar tertarik untuk membeli produk.
- Service : aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.

2. Supported activities :
- Procurement : berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya.
- Human Resources Management : Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian.
- Technological Development : pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input menjadi output.
- Infrastructure : terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.


Bank yang dianalisis : Lippo Bank (PT Bank Lippo, Tbk.)

Dasar-dasar Perilaku Individual

Perbedaan karakteristik biografis (karakteristik pribadi yang objektif, misalnya usia, jenis kelamin, status kawin, banyaknya tanggungan, masa kerja) pada diri individual sering dikaitkan dengan kinerja seseorang dalam organisasi. Banyak yang meyakini bahwa ada hubungan-hubungan yang berkaitan dengan, misalnya, tingkat kepuasan kerja, tingkat absensi, keinginan untuk maju, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah analisis ,mengenai beberapa karakteristik biografis tersebut :
  1. Usia
Hubungan antara usia dan kinerja diperkirakan akan terus menjadi isu yang penting dimasa yang akan datang. Hal ini setidaknya disebabkan oleh 3 alasan, yaitu : keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot seiring dengan usia, realita bahwa angkatan kerja menua, dan mulai adanya perundang-undangan yang melarang segala macam bentuk pension yang bersifat perintah.