Menganalisa Pekerjaan dan Merencanakan SDM

Perusahaan saat ini mengharapkan memiliki karyawan yang mampu mengerjakan beberapa tugas sekaligus daripada hanya berada dalam satu ruang kecil dan mengerjakan pekerjaan yang sama berulang-ulang. Untuk itu, perusahaan besar banyak yang telah melatih ulang SDMnya untuk lingkup pekerjaan yang lebih luas. Analisis pekerjaan (job analysis) dibutuhkan disini untuk memahami hubungan antara pekerjaan yang lama dengan cakupan yang lebih luas. Analisis pekerjaan adalah proses memperoleh informasi mengenai pekerjaan yang termasuk didalamnya tugas-tugas yang harus dilakukan, karakteristik personal yang dibutuhkan, dls.

Job analysis ini nantinya akan terdiri dari job description, yaitu ringkasan tertulis mengenai tugas yang harus dilakukan, dan job specification, yang juga berupa ringkasan tertulis namun mengenai persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki karyawan. Dari job analysis nantinya dapat disusun pekerjaan/prosedur apa saja yang harus dikuasai karyawan. Karyawan pada akhirnya akan diharuskan memahami dengan baik keseluruhan pekerjaan, mengenali masalah yang terjadi, memberi penilaian dan perbaikan, bahkan sampai membuat keputusan sendiri sehingga mereka akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar.

Kompensasi Tidak Langsung : Perencanaan Benefit

Berbagai tunjangan dan fasilitas saat ini disediakan perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan karyawannya. Jumlah dari manfaat (benefits) saat ini bisa mencapai 40% dari total kompensasi yang diberikan perusahaan dan akan terus bertambah karena alasan-alasan berikut ini :

  • Posisi upah selama Perang Dunia II memaksa perusahaan untuk menawarkan lebih banyak benefits sebagai ganti kenaikan upah untuk menarik, menahan, dan memotivasi karyawan.
  • Minat dari para serikat terhadap benefits semakin bertambah.

  • Perlakuan pajak terhadap benefit lebih menguntungkan dibandingkan upah. Kebanyakan benefits tidak dikenai pajak, sehingga karyawan memiliki uang lebih banyak karena mereka seharusnya membeli benefits dari gaji yang telah dipotong pajak.

Pelatihan di Tempat Kerja

Pelatihan terdiri dari program yang direncanakan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja pada tingkat organisasional, individu, maupun kelompok. Pelatihan bisa dibagi setidaknya dalam dua sudut pandang, yaitu level struktural/makro (misalnya berapa anggaran untuk masing-masing penyedia pelatihan, berapa insentifnya, siapa yang dilatih, apa dampak ekonominya, dls) dan level mikro (misalnya jenis pelatihan seperti apa yang 'bekerja', pelatihan seperti apa yang dibutuhkan, pengiriman pelatihan, bagaimana mengevaluasi hasil training, dls). Sayangnya, perusahaan seringkali terlalu menekankan pada teknik dan metode pelatihan tanpa menentukan dulu apa yang seharusnya dipelajari karyawan.


Tren pelatihan

Baik tren ekonomi maupun demografi menyarankan perubahan radikal dalam angkatan kerja diabad 21. Angka tersebut juga dipengaruhi oleh otomasi, pemberhentian kerja yang terus bertambah akibat merger, akuisisi, atau downsizing, dan perubahan perusahaan dari produksi ke jasa. Isu-isu diatas membuat lima alasan mengapa waktu dan uang yang dianggarkan untuk pelatihan akan bertambah, yaitu : tantangan sosial, tantangan sistem kerja yang berkinerja tinggi, tantangan kualitas, tantangan interpersonal, dan tantangan global.

Diversitas di Tempat Kerja

Diversitas dalam HR artinya keragaman tenaga kerja, baik dari segi ras, agama, kewarganegaraan, budaya, maupun suku, sehingga dalam suatu perusahaan ada SDM yang heterogen. Sekilas hampir sama dengan EEO dan Affirmative Action (AA), namun diversitas lebih mengacu pada usaha yang diprakarsai oleh perusahaan sendiri, untuk meyesuaikan dengan keadaan bisnis saat ini. Ada lima alasan mengapa diversitas menjadi aktivitas dominan dalam pengaturan SDM diorganisasi saat ini :


1. Pergeseran dari ekonomi produksi menjadi ekonomi pelayanan/jasa.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, pekerjaan manufaktur akan semakin produktif sehingga SDM yang dibutuhkan berkurang. Namun yang terjadi pada perusahaan jasa adalah sebaliknya, SDM yang dibutuhkan smakin banyak seperti pada bidang-bidang perbankan, jasa keuangan, jasa kesehatan, pariwisata, dan penjualan. Apalagi dengan ekonomi berbasis digital/virtual saat ini, yang paling dibutuhkan adalah SDM-SDM yang handal dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada konsumen.
Dengan diversitas, perusahaan bisa memiliki ragam SDM yang memiliki persamaan dengan customernya, sehingga customer akan merasa lebih cocok dan pada akhirnya meningkatkan loyalitas pada perusahaan.