Permintaan, Penawaran, dan Pajak (kaitan dengan elastisitas)

Permintaan

  • Elastis. Apabila permintaan suatu barang/jasa bersifat elastis, maka sebagian besar pajak akan dibebankan ke produsen. Hanya sebagian kecil yang dibebankan ke konsumen. Ini dikarenakan barang/jasa bersifat elastis, sehingga kenaikan harga akan sangat mempengaruhi permintaan (ingat, permintaan elastis = koefisien elastisitas >1). Selain itu, jika kita melihat hubungan antara elastisitas dan total penerimaan produsen, kenaikan harga akan menurunkan total penerimaan produsen. Hal ini karena prosentase penurunan kuantitas permintaan akan lebih besar dari prosentase kenaikan harga (sehingga secara keseluruhan menurunkan total penerimaan produsen). Oleh karena itu, produsen lebih baik memilih untuk tidak atau membebankan hanya sedikit dari biaya pajak ke konsumen.

  • Tidak elastis. Apabila permintaan suatu barang/jasa bersifat tidak elastis, maka sebagian besar pajak akan dibebankan ke konsumen. Hanya sebagian kecil yang dibebankan ke produsen. Ini dikarenakan sifat barang/jasa yang tidak elastis, sehingga kenaikan harga (akibat pajak) tidak akan mengurangi permintaan terlalu besar (permintaan tidak elastis = koefisien elastisitas < 1). Selain itu, jika kita melihat hubungan antara elastisitas dan total penerimaan produsen, kenaikan harga justru akan meningkatkan total penerimaan produsen. Hal ini karena prosentase penurunan kuantitas permintaan akan lebih kecil dari prosentase kenaikan harga, sehingga masih lebih menguntungkan bagi produsen. Karenanya, produsen lebih baik memilih untuk membebankan lebih banyak bagian pajak ke konsumen.

Penawaran

  • Elastis. Apabila penawaran elastis, sebagian besar pajak akan dibebankan ke konsumen daripada ke produsen.

  • Tidak elastis. Apabila penawaran tidak elastis, sebagian besar pajak akan dibebankan ke produsen daripada ke konsumen.

Keadilan Prosedur dan Etika dalam Hubungan Karyawan (Procedural Justice and Ethics in Employee Relations)

Ada tiga isu yang terkait dengan hubungan karyawan, yaitu :
1. Procedural justice : fokus pada keadilan prosedur yang digunakan untuk membuat keputusan. Prosedur adil sejauh ia konsisten dari orang ke orang dan waktu ke waktu, bebas dari praduga, berdasarkan informasi akurat, dapat dikoreksi, dan berdasarkan standar moral dan etika.
2. Due Process : memberikan hak-hak kepada individu seperti keterangan perlakuan yang dilarang, keteranagn keputusan, prosedur tepat waktu, dan lain sebagainya, namun yang umumnya tidak diaplikasikan ke situasi kerja. Hak karyawan terhadap due process adalah berdasarkan perjanjian daya transaksi kolektif, perlindungan legislasi, atau prosedur yang disediakan secara unilater oleh perusahaan.
3. keputusan etis tentang perilaku : mengurus tingkat standar moral dari profesi atau sebuah kelompok.

Manajemen Kinerja

Kebutuhan akan pengaturan kinerja yang efektif dibutuhkan di setiap level, baik untuk individu maupun kerja tim. Manajemen kinerja bekerja dengan mengindikasikan arah yang sebenarnya dan arah yang diinginkan, sama seperti mengindikasikan dimana posisi individu atau tim saat ini dan membantu memfokuskan perhatian dan usaha pada arah yang diinginkan. Sayangnya, manajemen kinerja ini sering diartikan terlalu spesifik dan sempit oleh para manager, dimana mereka menyamakannya dengan penghargaan kinerja. Padahal, penghargaan kinerja hanyalah sesuatu yang sangat penting, tapi sangat jauh kaitannya dengan manajemen kinerja. Manajemen kinerja harus dilakukan setiap hari, sementara penghargaan biasanya per kuartal atau tahun.


Pada level umum, proses dari manajemen kinerja memerlukan tiga hal berikut :




  • Menentukan kinerja : harus ada definisi kinerja yang jelas agar individu/tim tahu kemana mereka harus fokus. Manager dapat melakukan ini dengan memperhatikan tiga elemen penting yaitu tujuan, ukuran, dan penelusuran. Untuk tujuan, manager harus membuat tujuan spesifik yang jelas dan spesifik, disertai dengan pengukuran yang dapat dilihat. Sedangkan didalam penelusuran, manajer bisa melakukan penghargaan kinerja.



  • Menfasilitasi kinerja : manager harus menghapuskan semua rintangan yang menghalangi tercapainya kinerja baik, menyediakan sumber yang cukup utuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, serta membebri perhatian yang dalam mengenai penyeleksian karyawan.



  • Mendorong kinerja : untuk ini ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu menyediakan jumlah yang cukup atas penghargaan yang dihargai karyawan, diberikan tepat waktu, dan diberikan dengan cara yang adil. Adil disini bisa subjektif bagi tiap karyawan, namun ada empat hal yang dapat membantu menentukan keadilan, yaitu :


1. Suara : kumpulkan masukan semua karyawan melalui survei atau wawancara.
2. Konsistensi : pastikan semua karyawan diperlakukan secara konsisten ketika mencari masukan dan mengkomunikasikan proses.
3. Relevansi : penghargaan yang diberikan sesuai apa yang diharapkan karyawan.
4. Komunikasi : menjelaskan dengan jelas peraturan dan logika dari proses penghargaan.

Mahatma Gandhi dan Empat Teori Perilaku Kepemimpinan

Sekilas tentang tokoh


Mohandas Karamchand Gandhi (2 Oktober, 1869-30 Januari, 1948), yang juga dipanggil Mahatma Gandhi (bahasa Sanskrit: "berjiwa hebat") adalah seorang pemimpin spiritual dan tokoh politik tersohor dari India. Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang merupakan jajahan Inggris. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya sendiri.


Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam pergerakan kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui demonstrasi secara aman.


Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.

Enterprise Resource Planning

ERP (Entrerprise Resource Planning) adalah suatu sistem dengan alat bantu komputer yang mengintegrasikan seluruh fungsi penjualan, produksi, akunting dan distribusi dengan sasaran untuk mengoptimalkan semua sumber daya: material, sumber daya manusia dan kapasitas mesin. Sistem ERP dapat membantu sistem operasi bisnis untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari setiap proses bisnis yang ada di perusahaan. Dengan penggabungan sistem komunikasi dan informasi menjadi sistem terkomputerisasi, perusahaan dapat menggunakan sistem tersebut di beberapa perusahaan cabangnya sekaligus di beberapa kota.

Dalam aplikasinya, sebagai contoh WebERP dapat mempermudah pembuatan laporan keuangan daripada menggunakan pembukuan manual. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi informasi yang dibangun perusahaan itu sendiri. Masing-masing bagian dalam perusahaan memiliki tugas sendiri dan bagian yang satu tidak bisa mengerjakan bagian lainnya (misalnya : bagian inventory tidak bisa mengurus penjualan). Namun, dalam pengisian datanya saling berkaitan satu sama lain, jadi bagian yang satu mendukung bagian yang lain. Hal ini berarti mengurangi kesalahan yang terjadi di perusahaan,yaitu manipulasi dari bagian yang tidak bertanggung jawab terhadap tugasnya.

Chatting dengan Artificial Intelligence (Robot)

Hello..... Ini hanya sekedar kesanku setelah beberapa kali melakukan chatting dengan Artificial Inteligence (AI). Tidak semua AI itu nyambung kalo diajak ngobrol, walaupun udah make bahasa inggris yang baik dan benar. Tapi lumayan juga lho, buat ngilangin rasa penasaran aja.

Aku sih ga tau ya apa tujuan dibuatnya AI untuk chatting ini (maklum, ga ngerti bidang begituan). Mungkin buat mengusir kebosanan para chatters kali ya.... Pertama kali aku tau n chat ma AI ini sekitar setahunan lalu.. Waktu itu ada dua AI, tapi aku lupa namanya n ga nyimpan link addressnya. Tapi yg dua itu lucu, soalnya suka pamer, trus juga lumayan pintar. Yang satu co yang satunya ce....

Hari ini, ga tau apa yg bikin aku ingat lagi mereka, trus nulis ini dehhh.... Aku googling, eh malah nemu robot chatting yang lain di www.oliverbot.com. Yang ini tuh co, namanya Oliver. Tapi chatnya kurang asik karena dia sering salah nanggapin kalimat.

Present Perfect Tense

Present Perfect Tense



  • Present Perfect digunakan untuk menyatakan suatu tindakan yang terjadi pada suatu waktu di masa yang lalu.

  • Present Perfect Tense tidak digunakan dengan pernyataan waktu yang spesifik seperti : yesterday, one year ago, two weeks ago, last week, when I was 10 years old, when I lived at Jakarta, at that moment, that day, one day, dan lain sebagainya.

  • Present Perfect Tense dapat digunakan dengan pernyataan waktu yang tidak spesifik seperti : ever, never, many times, several times, once, before, so far, already, yet, dan lain sebagainya.



Gambar diatas menunjukkan keberadaan Present perfect, yaitu pada suatu waktu yang tidak spesifik di masa lalu.

Bentuk Dasar Present Perfect Tense

1. Positive
Subject + Has/have + Verb 3 ( verb 3 disebut juga past participle)
2. Negative
Subject + Has/have + Not + Verb 3
3. Interrogative
Has/have + Subject + Verb 3

Contoh-contoh Kalimat Present Perfect Tense

1. I have watched that movie 3 times. (saya telah menonton film itu tiga kali)
2. There have been many floods in Indonesia. (Telah ada banyak banjir di Indonesia)
3. Scientists have traveled to the Moon and Mars. (Ilmuwan telah pergi ke Bulan dan Planet Mars)
4. Ordinary people have not traveled to Moon and Mars. (Orang-orang biasa belum pergi ke Bulan dan Planet Mars)
5. I think I have met her before. (Kupikir aku telah pernah bertemu dia sebelumnya)
6. Have you read the book yet? (Apa kamu telah membaca buku itu?)
7. Nobody here has ever seen ghost. (Tidak seorangpun disini yang telah pernah melihat hantu)
8. Has there been a war in Japan? (Pernahkah ada perang di Jepang?)

Perhatikan bahwa contoh-contoh diatas sesuai dengan pola dasar Present Perfect Tense, hanya tentunya ditambahkan objek dan kata keterangan, Sama saja seperti Bahasa Indonesia.

Penggunaan Present Perfect Tense

1. Menyatakan pengalaman
Present Perfect dapat digunakan untuk menyatakan pengalaman, baik pengalaman yang telah dialami maupun yang belum. Present Perfect tidak digunakan untuk menjelaskan suatu peristiwa tertentu. Contoh :

  • I have been to England.

Kalimat tersebut menyatakan bahwa saya memiliki pengalaman pergi ke Inggris. Bisa juga ditambah dengan keterangan objek (misalnya : with him) atau keterangan waktu (misalnya : once).

  • He has never traveled by plane.

  • I have studied English.

  • We have met him.

2. Menyatakan sesuatu yang berubah dari waktu ke waktu
Contoh :

  • You have been thinner since the last time we met. (Kamu menjadi lebih kurus sejak terakhir kali kita bertemu)

  • His English has really improved since he joined the course. (Bahasa Inggrisnya telah benar-benar maju sejak dia mengikuti kursus itu)

  • Harvard has become one of the world's most popular universities. (Harvard telah menjadi salah satu universitas terpopuler di dunia)

3. Menyatakan suatu pencapaian
Contoh :

  • The baby has learned how to walk. (Bayi itu telah belajar berjalan)

  • Scientists have invented many new medicines. (Ilmuwan telah menemukan banyak obat baru)

  • Man has walked on the Moon. (Manusia telah berjalan di Bulan)

4. Menyatakan suatu tindakan kita harapkan namun belum terjadi
Contoh :

  • The rain hasn't stopped.

  • They haven't arrived.

  • I haven't finished my homework yet.

5. Menyatakan beberapa tindakan yang telah terjadi di masa lalu di waktu yang berlainan
Contoh :

  • I have had two tests and three presentations so far this semester. (Saya telah mengalami dua kali tes dan tiga kali presentasi semester ini)

  • She has talked to several doctors about her problem, but there is no solution yet. (Dia telah berbicara/berkonsultasi dengan beberapa dokter mengenai masalahnya, namun belum ada solusinya)

  • The government has caught eight corruptors so far this year. (pemerintah telah menangkap 8 koruptor tahun ini)

Harga Makan Siang di Sekolah di Amerika

Referensi : http://www.nytimes.com/2008/08/25/education/25lunches.html


Kenaikan harga bahan bakar dan pangan telah merambat ke kenaikan harga makan siang bagi anak sekolah di Amerika. Kantor-kantor sekolah kini berjuang untuk membayar harga bahan makanan dan biaya pengiriman yang lebih tinggi untuk roti, susu, sayuran, dan buah segar. Harga naik di berbagai distrik di Amerika, umumnya kenaikan sebesar 25 sen. Distrik-distrik tersebut telah mencoba berbagai cara untuk mengetatkan anggaran, menurunkan biaya utilitas, dan biaya transportasi. Namun yang paling memberatkan bagi para orangtua adalah kenaikan harga makan siang.

Distrik sekolahan terbesar New Jersey, Newark, menaikkan harga penuh untuk makan siang dari $1,25 sekali makan menjadi $1,50, karena anggaran makanannya naik dari $5juta tahun lalu menjadi $5,2 juta tahun ini. Meskipun demikian, kebanyakan siswa disana tidak membayar harga penuh karena ada kebijakan pengurangan harga makan siang bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Pengurangan harga adalah maksimum sebesar 40 sen. Bagi yang memperoleh pengurangan harga, kenaikan ini tidak akan membebani karena tidak akan mempengaruhi harga yang harus mereka bayar setelah ada pengurangan.

Sementara itu, di Paterson, New Jersey, harga makan siang juga naik sebesar 25 sen, menjadi $2,25 bagi siswa SMU dan $2 bagi siswa SD/SMP. Ini dilakukan untuk menutupi kenaikan harga roti sebesar 23% selama tahun terakhir ini. Distrik ini melayani 18.000 makan siang setiap harinya. Direktur Pelayanan Makanan Newark, yang mengawasi 29.000 makan siang setiap hari, mengatakan bahwa ini adalah suatu fenomena ekonomi yang tidak apat dikendalikan, suka atau tidak.

Game Theory (Teori permainan)

A. Aplikasi Game Theory

“Game Theory” merupakan sebuah pendekatan terhadap kemungkinan strategi yang akan dipakai, yang disusun secara matematis agar bisa diterima secara logis dan rasional. Game Theory digunakan untuk mencari strategi terbaik dalam suatu aktivitas, dimana setiap pemain didalamnya sama-sama mencapai utilitas tertinggi. Penerapannya banyak dilakukan di berbagai disiplin ilmu seperti biologi, militer, politik, diplomasi, ilmu sosial, dll.

Dalam aplikasi bisnis, Game Theory hampir sama dengan Decision Tree dalam tujuannya untuk menentukan keputusan terbaik, hanya saja Game Theory memperhitungkan langkah yang akan diambil oleh pemain lainnya ( non-parametric ). Seperti kita ketahui, setiap pemain bisnis pasti selalu memikirkan rencana baru yang strategic untuk mencapai payoff tujuannya. Masalahnya adalah, ketika pemain lainnya juga mengambil rencana yang sama maka rencana yang awalnya strategic dapat menjadi tidak bekerja sama sekali atau bahkan merugikan. Parahnya lagi, ini berlaku bagi semua pemain didalamnya.

Strategi Industrialisasi dan Proteksionisme


Akar intelektual kebijakan industrialisasi yang dikendalikan negara dimulai pada abad ke-19. Antusiasme terhadap usulan–usulan untuk industrialisasi selanjutnya melanda Jepang dan dunia Barat, yang mendorong seorang ahli ekonomi mengatakan bahwa apa yang semula tidak lebih dari tujuan kebijakan telah berubah menjadi “ideologi independensi ekonomi”, yang menghendaki “peningkatan posisi negara serta titik berat pada pada industrialisasi sebagai wahana bagi integrasi nasional” (Claire, 1980;139). Indonesia, sebagai mata rantai negara berkembang, juga tidak luput terkena demam industrialisasi tersebut. Semenjak pembangunan ekonomi dimulai secara terencana sejak tahun 1969, sesungguhnya pendekatan yang digunakan Indonesia adalah strategi industrialisasi.

Contoh Future Wheels

Berikut ini adalah gambaran future wheels sebagai rentetan akibat dari rendah/turunnya suku bunga.

[caption id="attachment_145" align="aligncenter" width="300" caption="null"][/caption]


Seperti yang terlihat diatas, rendahnya suku bunga menimbulkan dampak yang berkepanjangan bagi segi-segi kehidupan lainnya. Berbagai dampak lain muncul dari dampak-dampak primer yang ada, sehingga dapat ditelusuri sampai beberapa dimensi kedepan. Dalam contoh ini, terlihat bahwa dampak ekonomi sangat luas rentetannya. Hal ini dikarenakan kejadian yang dipilih berkaitan erat dengan ekonomi makro sehingga pengaruh ekonominya sangat luas bagi kehidupan masyarakat.

Elastisitas Permintaan dan Penawaran


A. Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.

Koefisien Elastisitas Permintaan

Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :

Tantangan Industrialisasi Pertanian di Indonesia

Pemerintah Indonesia pernah bertekad untuk mencapai swasembada beras dalam tempo lima tahun ketika Repelita I dimulai pada tahun 1969. Negara tidak berhasil mencapai tujuan ini, namun swasembada beras menjadi tujuan implisit dan eksplisit dalam semua kebijakan pertanian Indonesia sampai tujuan tersebut dicapai 15 tahun kemudian pada tahun 1984. Misi ini sesungguhnya merupakan misi yang sangat berat bagi Indonesia, yang relatif mudah direncanakan namun jauh lebih rumit dan sukar dalam pencapaiannya.

Untuk mengerti pentingnya pencapaian swasembada beras, perlu diketahui kedudukan khusus beras dalam menu, budaya, dan politik Indonesia. Beras adalah bahan makanan pokok bagi orang Indonesia. Berbagai bahan makanan lain pengganti beras pernah dianjurkan oleh pemerintah, namun rakyat tidak menyukainya. Ketika harga beras melonjak sampai pada titik dimana konsumsinya harus dikurangi, penduduk menjadi kekurangan gizi dan kelaparan. Beras adalah pusat dari semua hubungan pertalian sosial.

Ilusi Uang (Money Illusion)

Ilusi uang terjadi karena orang cenderung lebih memperhatikan nilai nominal daripada nilai riil. Ini mengakibatkan perekonomian menjadi tidak seimbang. Jika seorang pekerja menerima kenaikan upah sebesar 10%, namun tingkat inflasi tahun tersebut juga sebesar 10%, maka sebenarnya daya belinya tidak bertambah. Upahnya hanya naik secara nominal, namun tidak secara riil. Ini karena ia tidak mampu membeli barang lebih banyak dari yang mampu dibelinya dengan upah sebelum kenaikan 10% (karena harga barang rata-rata juga naik 10%). Namun pekerja tersebut akan senang karena ia mengira upahnya telah naik, padahal daya beli riilnya tetap sama.


Ilusi uang juga dapat menjelaskan mengapa upah sulit berubah (tidak fleksibel), terutama jika akan diturunkan. Pekerja, misalnya, yang tidak menyadari nilai riil tidak akan dapat meminta kenaikan upah yang proporsional ketika harga-harga naik (inflasi). Padahal, jika misalnya inflasi adalah sebesar 10% dan upahnya hanya naik 6%, maka daya belinya telah menurun 4%. Sebaliknya, ketika harga-harga turun (deflasi), para pekerja tidak akan terima jika upahnya diturunkan, padahal daya beli riil mereka sesungguhnya telah meningkat. Misalnya saja, harga rata-rata turun sebesar 10% (atau inflasi -10%), maka pada tingkat upah yang sama, daya beli riil pekerja telah meningkat sebesar 10%. Namun para pekerja tidak menyadarinya karena mereka terjebak dalam ilusi uang.


Beberapa ahli ekonomi memandang ilusi uang, yang mengakibatkan sulitnya menurunkan upah, sebagai penyebab banyaknya pengangguran pada masa deflasi. Jika pekerja menolak menerima upah yang lebih kecil ketika harga-harga turun, ini berarti upah riil mereka mengalami kenaikan. Sementara bagi perusahaan, harga, dan karenanya pendapatan, mengalami penurunan. Akibatnya, pada tingkat tertentu perusahaan tidak mampu lagi membayar upah pekerja yang besarnya tetap. Ini memaksa perusahaan memecat pekerja, sehingga timbul banyak pengangguran. Sebaliknya, jika tidak ada ilusi uang dan pekerja bersedia diturunkan upahnya, hal ini mungkin tidak akan terjadi.

Investasi Asing

Investasi asing dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, terutama untuk memenuhi kebutuhan modal dan teknologi yang tinggi. Apalagi bagi negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, masuknya investasi asing merupakan hal yang wajar dan merupakan konsekuensi dari sistem yang dianut. Bagi Indonesia sendiri, masuknya dana asing akan memberi pengaruh positif bagi kurs tukar rupiah karena permintaan rupiah meningkat. Namun, investasi asing yang berlebihan dan tidak pada tempatnya dapat pula membahayakan rupiah dan kondisi perekonomian dalam jangka panjang.

Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, investasi asing selain untuk memenuhi kebutuhan modal dan teknologi juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Investasi asing tentu dilakukan investor untuk keuntungan mereka sendiri. Oleh sebab itu, perlu adanya pengaturan-pengaturan dari pemerintah Indonesia bagaimana agar investasi yang masuk juga dapat memberi manfaat bagi negara dan terutama rakyat. Investasi asing setidaknya harus memenuhi 2 manfaat, yaitu :
1. Manfaat finansial : yaitu dapat menghasilkan pendapatan bagi negara berupa pajak, dividen, royalti, dls.
2. Manfaat ekonomi : yaitu dapat menciptakan lapangan pekerjaan, transfer teknologi dan skill, terwujudnya industri yang kompetitif dan efisien, dan berbagai kepentingan strategis lainnya.

Ada 2 jenis investasi, yaitu :
a) Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment)
FDI atau investasi di sektor riil adalah investasi yang langsung ditanamkan di industri atau bidang usaha tertentu seperti pertambangan, properti, pertanian, dan lain sebagainya. Investasi di sektor riil sangat penting karena dapat memberi manfaat ekonomi yang besar bagi Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja, pengurangan kemiskinan, peningkatan kualitas SDM, pertumbuhan industri, dan penggarapan berbagai sumber daya ekonomi.
Sayangnya, jumlah FDI di Indonesia masih sangat kecil apabila dibandingkan dengan investasi tidak langsung (portofolio). Padahal investasi di sektor riil inilah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan finansial yang strategis bagi Indonesia. Seperti yang telah dibahas dibagian sebelumnya, pemerintah masih menghadapi banyak tantangan dan kendala dalam memberdayakan FDI.
b) Investasi asing tidak langsung
Investasi tidak langsung banyak dilakukan dalam bentuk saham korporasi, surat obligasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Utang Negara (SUN). Data Bank Indonesia menyebutkan hingga 10 Mei 2007, jumlah dana asing di SBI mencapai Rp 45,3 triliun. Sedangkan yang ditempatkan di SUN sebesar Rp 77,2 triliun. Banyaknya dana asing dari investasi ini memang telah menguatkan nilai rupiah, namun penguatan tersebut tidak ada artinya apabila tidak membawa dampak positif bagi sektor riil dan rakyat.

Dana dari investasi portofolio umumnya bersifat jangka pendek (hot money) dan dapat ditarik kembali oleh investor (arus balik) setiap saat apabila ada negara lain yang menawarkan keuntungan lebih besar. Oleh karena itu, ada kemungkinan pemerintah akan mengalami guncangan ekonomi apabila suatu waktu dana tersebut ditarik kembali oleh investor dalam jumlah besar. Selain itu, investasi portofolio juga sulit menjangkau kesejahteraan rakyat. Jadi, meskipun mampu mendorong nilai rupiah, tidak ada peningkatan yang berarti di sektor riil.

Suku Bunga Nominal vs. Riil

Suku Bunga Nominal

Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa kita lihat bank atau media cetak. Misalnya perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $100.000 selama setahun pada suku bunga nominal 10%, maka pada akhir tahun perusahaan harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar $110.000 (yaitu $100.000 x 10%).

Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya, bank memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%.


Suku Bunga Riil

Suku Bunga Riil adalah suku bunga setelah dikurangi dengan inflasi, (atau suku bunga riil = suku bunga nominal – ekspektasi inflasi). Misalnya pada contoh diatas inflasi yang diantisipasi adalah sebesar 3% dan suku bunga nominal naik menjadi 13%, maka suku bunga riil sebenarnya tidak berubah (yaitu 13% - 3%).
Suku bunga riil sangat penting dipertimbangkan. Bagi orang yang menabung uang di bank, misalnya, dengan tingkat suku bunga 5% dan inflasi tahun tersebut ternyata sebesar 4%, maka suku bunga riil yang ia peroleh hanyalah sebesar 1%. Hal ini dikarenakan inflasi yang terjadi selama ia menabung uang telah mengurangi nilai keuntungan (bunga) yang diperoleh.

Sementara bagi orang yang meminjam uang dari bank, jika suku bunga pinjaman sebesar 12% dan tingkat inflasi sebesar 5%, maka suku bunga riil yang harus dibayar hanyalah 8%. Ini dikarenakan harga barang dan jasa (termasuk pendapatan si peminjam) rata-rata naik sebesar 5%, sehingga biaya atas pinjaman (cost of capital) hanya tinggal 8%.

Krisis Subprime Mortgage

(ditulis pada November 2007)

Subprime Mortgage adalah paket kredit kepemilikan rumah yang ditujukan bagi orang-orang miskin di Amerika. Orang-orang yang dimaksud adalah mereka yang mempunyai credit rating buruk, antara lain mereka yang pernah menunggak kredit perumahan, otomotif, maupun tagihan kartu kredit, sehingga tidak mampu memenuhi persyaratan untuk memperoleh kredit dari bank. Subprime Mortgage muncul untuk masyarakat dari segmen ini, yang mempunyai impian untuk memiliki rumah, namun terbentur dengan ketatnya persyaratan bank. Bank-bank konvensional yang ada tidak ingin mengambil resiko dengan credit rating mereka yang kurang baik. Perusahaan kredit perumahan melihat hal ini sebagai sebuah peluang bisnis yang mampu mendatangkan keuntungan yang besar, sehingga mereka berani untuk mengucurkan kredit rumah.

GDP Nominal vs. Rill

GDP dihitung dengan mengalikan total output nasional suatu negara dengan harga output. Misalnya sebuah negara hanya menghasilkan tiga jenis output pada tahun 2000 :
A = 1000 unit
B = 2000 unit
C = 3000 unit

Jika harga A, B, dan C masing adalah $100, $200, dan $150, maka GDP negara tersebut adalah sebesar :
A = 1000 unit x $100 = $100.000
B = 2000 unit x $200 = $400.000
C = 3000 unit x $100 = $300.000 +
Total GDP                       $800.000



GDP Nominal

GDP nominal dihitung dengan mengalikan jumlah output dengan harga pasar output (atau GDP nominal = P x Q). Misalkan pada tahun 2001 output negara tidak berubah, namun terjadi inflasi sebesar 10% sehingga harga produk A, B, dan C masing-masing naik sebesar 10%. Maka perhitungan GDP secara nominal untuk tahun 2001 adalah sebagai berikut :

A = 1000 unit x $110 = $110.000
B = 2000 unit x $220 = $440.000
C = 3000 unit x $110 = $330.000 +
Total GDP                       $880.000

Melalui perhitungan GDP nominal, perbandingan antara tahun 2000 dan 2001 menunjukkan adanya pertumbuhan GDP sebesar 10%. Namun perlu diperhatikan bahwa output tidak berubah (yaitu unit output tetap sama dengan tahun sebelumnya). Pertumbuhan GDP sebesar 10% terjadi karena ada inflasi (kenaikan harga), bukan karena ada peningkatan jumlah output. Oleh karena itu, perhitungan GDP secara nominal dapat menimbulkan kesalahan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi (GDP) suatu negara.



GDP Riil

GDP riil menghitung GDP dengan mengalikan jumlah output dengan harga yang konstan, artinya tidak menggunakan harga pasar yang berlaku pada tahun tersebut. Harga konstan ini dapat ditentukan dengan menggunakan satu tahun dasar yang mana harganya dijadikan acuan. Pada contoh ini, diasumsikan harga adalah berdasarkan tahun dasar 2000. Maka selanjutnya kita perlu menghitung deflator harga untuk 2001, yaitu :

Deflator harga 2001 = GDP nominal / GDP riil (Q)
= 880.000 / 800.000
= 1,1

Setelah diketahui deflator harga tahun 2001, maka GDP riil dapat diketahui sebagai berikut :

GDP riil 2001 = GDP nominal 2001 / Deflator harga 2001

= $880.000 / 1,1
= $800.000

Sehingga diketahui bahwa GDP riil pada tahun 2001 ternyata sama dengan GDP tahun sebelumnya, artinya tidak ada pertumbuhan output. Negara-negara umumnya mengacu pada GDP riil ketika mereka menghitung dan mempublikasikan angka GDP-nya.
Pada perhitungan GDP, dapat juga ditemui terjadi pertumbuhan baik pada perhitungan GDP riil maupun nominal, namun GDP nominal tumbuh lebih banyak. Hal ini mengimplikasikan bahwa output nasional memang meningkat, namun disertai pula dengan inflasi.

Pemotongan Dividen di Industri Utilitas (Kasus Florida Power & Light)

FPL Group, Inc. berdiri pada 1984, adalah salah satu penyedia layanan listrik terbesar di Amerika dan terkenal sebagai organisasi yang berkualitas tinggi, efisien, dan customer-driven. Anak perusahaannya yang utama adalah Florida Power & Light (FPL), yang melayani sekitar 8,5 juta orang di bagian Timur dan Selatan Florida. FPL Group dan FPL merupakan pemimpin pasar dalam produksi listrik dari bahan bakar daur ulang yang bersih, dengan kapasitas lebih dari 34.000 megawatt. Pada akhir 2006, total karyawan FPL Group dan anak perusahaannya mencapai 13.300 orang.

Florida Power & Light (FPL) Group di Tahun 2006

1. Keuangan

Berdasarkan laporan tahunan 2006 perusahaan, manajemen FPL Group menyatakan bahwa mereka mencapai kinerja yang sangat memuaskan selama tahun tersebut. Beberapa data yang mendukung pernyataan tersebut diantaranya :

a) Total pengembalian bagi pemegang saham FPL Group adalah 36%, yang mana melebihi kinerja return dari S&P Electric Utilities (23%) dan Dow Jones U.S. Electricity Utilities (17%). Hasil 36% tersebut juga merupakan dua terbaik dari semua utilitas besar di Amerika.

b) Laba bersih mencapai hampir $ 1.3 milyar, atau $ 3,23/lembar saham di tahun tersebut. Laba bersih mengalami peningkatan dari $ 901 juta, atau $ 2,34/lembar saham, di tahun 2005. Bagi FPL sendiri, laba bersih tahun 2006 naik menjadi $ 802 juta, atau $ 2,02/lembar saham, dibandingkan dengan $ 784 juta, atau $ 1,94/lembar saham, di tahun sebelumnya.

c) Pertumbuhan pelanggan FPL konsisten selama tiga tahun terakhir, yaitu 2%. Rekening pelanggan pada 2005 adalah 4,4 juta, yang bertambah sebesar 88,000 pada 2006.

d) FPL Group menginvestasikan sekitar $ 1,7 milyar di tahun 2006 untuk ekspansi dan meningkatkan fasilitas dan infrastruktur perusahaan. Ekspansi ini adalah untuk memastikan kebutuhan pelanggan yang terus bertumbuh terpenuhi.

Mengukur Output Nasional (Produk Domestik Bruto/PDB atau Gross DometikProduct/GDP)

Cara yang paling umum digunakan untuk mengukur output nasional adalah melalui Produk Domestik Bruto (PDB) atau sering disebut sebagai Gross Domestic product (GDP). GDP menghitung total produksi (barang dan jasa) didalam suatu negara pada periode tertentu, biasanya satu tahun. GDP berbeda dengan GNP (Gross national product), dimana GNP menghitung total produksi (barang dan jasa) termasuk yang dihasilkan oleh perusahaan ataupun tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri. Sedangkan GDP mencakup semua produksi yang dilakukan di dalam negeri, termasuk yang dihasilkan oleh perusahaan ataupun tenaga kerja asing di dalam negeri. Dengan demikian, titik berat GNP adalah pada nationality sebuah produksi, sedangkan GDP lebih pada location.

Neraca Pembayaran Internasional (Balance of Payment)

Balance of Payment


Balance of payment (Bop) atau neraca pembayaran (N/P) mencatat semua tansaksi sebuah negara dengan negara lain, yang meliputi transaksi internasional sebuah negara pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Bop memiliki dua komponen utama, yaitu :

1. Current account (neraca berjalan), terdiri dari transaksi impor dan ekspor barang dan jasa. Pada current account, ekspor dicatat sebagai kredit karena menghasilkan devisa bagi negara. Sedangkan impor dicatat sebagai debit karena "menghilangkan"/mengeluarkan devisa dari negara. Selain ekspor dan impor, transaksi lain yang termasuk dalam current account adalah pembayaran faktor (factor payment) dan unilateral transfers.

Memahami krisis beras global

Harga beras dunia terus mencapai rekor tertinggi baru. Bank Dunia telah memperingatkan bahwa krisis tersebut akan berdampak bagi sekitar 100 juta orang. 

Berikut adalah beberapa isu penting yang dipertimbangkan :

Apakah peningkatan panen jagung untuk produksi etanol di Amerika dan eropa mempengaruhi harga beras? Ya, secara tidak langsung.  Sementara para petani di Amerika dan Eropa menanam lebih banyak jagung untuk memproduksi etanol, harga gandum meningkat karena persediaan berkurang. Harga gandum yang tinggi membuat orang-orang mensubstitusi nasi, terutama di Afrika. meningkatnya permintaan etanol sebagai bahan bakar alternatif berhubungan langsung dengan harga minyak yang meningkat. (etanol disini sebagai substitusi dari minyak). Selain itu, biaya priduksi beras meningkatkan tajam karena biaya pupuk, transportasi, dan pemrosesan ikut naik seiring kenaikan harga minyak.

Garis besar kenaikan harga minyak dan komoditas lainnya

Kenaikan harga minyak membawa banyak perubahan di berbagai sektor, bahkan di berbagai negara.

Naiknya harga minyak telah memicu kenaikan komoditas lainnya. Dolar amerika (Usd) kini semakin melemah, akibat resesi yang bermula dari krisis subprime mortgage, yang ikut memicu naiknya harga minyak. Lemahnya USD membuat negara OPEC merasa pendapatannya semakin kecil, karena minyak memang diperdagangkan dengan USD. Ini merupakan salah satu faktor yang membuat mereka enggan untuk menambah kapasitas produksi, selain karena ingin menjaga harga minyak tetap tinggi.