Union Representation and Collective Bargaining

Serikat pekerja adalah sesuatu yang berarti bagi para pekerja, namun alasan utama mereka ternyata bukan hanya berkaitan dengan masalah ekonomi. Dengan bergabungnya para pekerja dalam sebuah serikat, mereka memang dapat memperoleh gaji yang lebih tinggi, namun selain itu, mereka juga mendapat bantuan untuk memperjuangkan benefits, status, serta melindungi mereka sekalipun pada saat tidak memiliki pekerjaan. Pekerja mendapatkan suatu kekuatan transaksi kolektif ketika mereka bergabung dalam serikat.

 
Keanggotaan serikat di Amerika Serikat
Dari data pekerja berserikat di USA pada tahun 2000 baru 13,5% pekerja yang bergabung dalam serikat pekerja, 9% nya terdiri dari pekerja dari sektor swasta. Jumlah yang masih sangat sedikit, yaitu 1:7 pekerja. Saat ini, kecenderungan untuk bergabung dalam serikat pekerja banyak dimiliki oleh pekerja wanita dan kaum minoritas. Meskipun jumlah pekerja berserikat masih 1:7, namun ini bisa menjadi masalah besar bagi perusahaan apabila setiap satu pekerja harus menyisihkan waktu satu hari dalam sebulan untuk bekerja sukarela di serikat pekerjanya, yang mana akan meningkatkan pengeluaran efektif rekrutmen perusahaan.

Saat ini, banyak pekerja generasi baru yang tidak tertarik pada serikat, dimana kebanyakan dari mereka juga adalah pekerja berkerah putih. Alasannya antara lain dikarenakan dengan bidang pekerjaan yang berbeda (seperti IT, asuransi, elektronik, perbankan, dan berbagai pekerjaan jasa lainnya), tujuan mereka juga ikut berubah daripada apa yang dicari oleh para pekerja tradisional yang hanya menginginkan sedikit lebih baik dari sekedar gaji tinggi dan pekerjaan yang stabil. Dengan pemberdayaan yang baik dalam organisasi, baik berupa kerja tim maupun individu, pekerja tidak lagi merasa memerlukan serikat pekerja yang hanya akan berperan sedikit bagi mereka. Selain itu, serikat pun merasa kesulitan untuk memasuki industri-industri seperti diatas, yang tidak pernah mereka masuki dan atur sebelumnya.
 
Meskipun keanggotaan serikat mengalami penurunan drastis, serikat tetap memberikan tekanan/dampak sosial, politik, dan organisasional bagi perusahaan yang memberlakukannya. Hal-hal seperti upah, jam kerja, dan kondisi pekerjaan harus diatur antara perusahaan dengan pihak serikat pekerja.

 
Kondisi yang berubah antar hubungan industrial di Amerika Serikat

Pada dasarnya, hubungan pekerja-manajemen adalah mengenai kekuatan-siapa yang memilikinya dan bagaimana ia menggunakannya. Namun demikian, kedua pihak telah mengetahui bahwa hasil terbaik didapat ketika mereka bekerja sama dan berbagi kekuatan, bukan ketika mereka berorientasi pada menang atau kalah. Dalam beberapa tahun terakhir, serikat telah kehilangan kekuatannya sebagai akibat dari enam faktor yang saling berhubungan: kompetisi global, kompetisi domestik dengan perusahaan yang tidak berserikat, deregulasi, perkembangan industri jasa, downsizing, dan keinginan perusahaan untuk memindahkan operasi keluar negeri.

Dengan semua faktor diatas, perusahaan juga menghadapi tekanan yang berat. Mereka harus mampu berubah dengan cepat, memotong biaya, berinovasi, memasuki pasar baru, dan mengembangkan strategi angkatan kerja yang fleksibel.

 

Fitur-fitur fundamental dari sistem hubungan-hubungan industrial di Amerika Serikat
Ada 6 fitur berbeda dari sistem USA bila dibandingkan dengan sistem di negara-negara lain, yaitu :
  1. Perwakilan eksklusif : yaitu serikat yang hanya satu-satunya dalam suatu wilayah. Bagaimanapun, beberapa serikat yang berbeda dapat mewakili kelompok pekerja yang berebda bila mereka bekerja pada perusahaan yang sama.
  2. Perjanjian kolektif mengakibatkan perbedaan tajam dalam negosiasi dan interpretasi perjanjian : kebanyakan perjanjian dibuat tetap selama waktu 2-3 tahun, sehingga perusahaan tidak dapat merubah perjanjian tersebut dalam waktu yang lama.
  3. Desentralisasi kekuatan transaksi kolektif : umumnya terjadi sebagai akibat dari negara USA yang besar, diversitas aktivitas ekonominya, dan peran pasar produk historisnya dalam membentuk kontur kekuatan transaksi kolektif.
  4. Serikat dan stafnya yang relatif besar untuk menegosiasikan dan mengadministrasikan perjanjian yang didesentralisasi dan privat.
  5. Oposisi dari perusahaan besar maupun kecil terhadap organisasi serikat.
  6. Peran pemerintah : pemerintah USA yang relatif pasif dalam menentang resolusi dan legalisasi yang tinggi dalam pengadilan dan prosedur administrasi.

Sejarah singkat dari hubungan tenaga kerja di USA
Pergerakan pekerja memiliki sejarah yang panjang dan berwarna di USA, yang bermula pada Revolusi Industri diabad ke19. Sebelum itu, pada tahun 1794 pun telah muncul usaha untuk menaikkan upah oleh para pembuat sepatu di Philadelphia. Selain itu, berbagai kemunculan federasi seperti American Federation of Labor, Congress of Industrial Organisation, dan akhirnya merger antar keduanya, telah mendasari berkembangkan perserikatan di Amerika saat itu.

 

Proses unionisasi
1. Dasar hukum
Wagner Act atau National Labor Relations Act pada tahun 1935 telah memastikan hak pekerja untuk bergabung dalam aktivitas perserikatan, mengatur, dan bertransaksi secara kolektif tanpa campur tangan oleh manajemen. Setelah itu, berbagai akta nasional lainnya terus didirikan untuk mengakomodasi para pekerja secara lebih baik, diantaranya yaitu National Labor Relations Board, Taft-Hartley Act (1947), Landrum-Griffin Act (1959), dan Civil Service Reform Act (1978).

2. Dorongan mengatur

3. Unit transaksi
Yaitu kelompok pekerja yang dapat memberi suara dalam pemilihan perwakilan. Ukuran unit transaksi ini penting bagi perusahaan dan serikat, dimana jumlah unit yang semakin besar akan mengakibatkan serikat lebih sulit menang dalam pemilihan.

4. Kampanye pemilihan
Pada masa ini manajemen dapat menggunakan beberapa keuntungan taktis terhadap serikat, yaitu dengan menggunakan waktu dan premis perusahaan untuk menekankan aspek positif dari situasi saat ini, atau menekankan biaya berserikat dan hilangnya kebebasan individual sebagai akibat dari perwakilan kolektif. Tentu saja ada beberapa praktek yang tidak boleh dilanggar perusahan dalam melakukan hal diatas, misalnya melakukan kekerasan/ancaman, menginterogasi, menjanjikan keuntungan tergantung dari hasil pemilihan, dan memata-matai.

5. Pemilihan perwakilan dan sertifikasi
Jika manajemen dan serikat sama-sama setuju dengan unit transaksi yang dibuat, maka pemilihan perwakilan dapat langsung dilakukan. Jika tidak, maka harus ditunda yang dalam banyak kasus penundaannya bisa sampai bertahun-tahun.

6. Desertifikasi serikat
Untuk mendesertifikasi serikat, perusahaan harus memilii bukti-bukti seperti : adanya pernyataan yang belum diverifikasi mengenai pandangan pekerja terhadap perwakilan serikat, pernyataan ketidakpuasan dari pekerja atas kinerja seerikat, moyaritas pekerja tidak mendukung serikat ketika menjalani masa sulit, serikat menjadi semakin tidak aktif sebagai perwakilan pekerja, banyak pekerja berhenti bekerja akibat terjadinya sertifikasi serikat, dan adanya pengakuan dari serikat akan kurangnya dukungan mayoritas.

Seni negosiasi
Negosiasi sebagai transaksi dua pihak yang ingin memecahkan konflik akan mendapat hasil terbaik jika kedua pihak menang (integrative bargaining). Terkadang hal ini tidak dapat dicapai sehingga yang terjadi adalah menang-kalah, yang disebut dengan distributive bargaining. Tentu saja yang paling buruk adalah bila yang terjadi adalah kalah-kalah.
Untuk mendapat hasil yang baik, negosiator harus memenuhi tiga kriteria berikut ini : dinilai efektif oleh kedua pihak, memiliki track record yang baik, dan memiliki kegagalan implementasi yang rendah.

 

Serangan

Ada beberapa jenis serangan yang dapat muncul, diantaranya :
  • Praktek pekerja yang tidak adil. Ini bisa mendatangkan serangan yang panjang bagi perusahaan. Perusahaan akan merasakan dampak yang besar karena NRLB terlibat dan kewajiban perusahaan menjadi banyak.
  • Serangan ekonomis
  • Tidak dilindungi : termasuk pelanggaran ketentuan federal, pemberhentian kerja, dan lain-lainnya yang umumnya diberlakukan sepihak oleh perusahaan.
  • Serangan simpati

Setiap jenis serangan bisa berbuntut panjang bagi perusahaan, sekalipun setelah serangan berhasil diatasi. Misalnya saja masalah konflik dengan pekerja yang tetap dipekerjakan maupun akomodasi ulang pekerja dalam lingkungan kerjanya.

 
Keanggotaan serikat di negara-negara lain

Keanggotaan serikat telah menurun dalam berbagai belahan dunia, terutama Eropa Timur setelah hancurnya komunisme. Jumlah pekerja berserikat setelah penurunan tersebut diantaranya dapat dilihat pada Jerman (35%), Inggris (33%), Spanyol (19%), Prancis (9,1%), Jepang (22,2%), Singapur (14,2%), dan Thailand (2%).

(Mohon maaf sebelumnya, tulisan ini merupakan ringkasan dan terjemahan dari sebuah buku Human Resources Management, tapi saya lupa judul dan pengarangnya.)