Garis besar kenaikan harga minyak dan komoditas lainnya

Kenaikan harga minyak membawa banyak perubahan di berbagai sektor, bahkan di berbagai negara.

Naiknya harga minyak telah memicu kenaikan komoditas lainnya. Dolar amerika (Usd) kini semakin melemah, akibat resesi yang bermula dari krisis subprime mortgage, yang ikut memicu naiknya harga minyak. Lemahnya USD membuat negara OPEC merasa pendapatannya semakin kecil, karena minyak memang diperdagangkan dengan USD. Ini merupakan salah satu faktor yang membuat mereka enggan untuk menambah kapasitas produksi, selain karena ingin menjaga harga minyak tetap tinggi.


Selain itu, kenaikan harga minyak juga diakibatkan ulah spekulan yang ingin terus memperoleh keuntungan. Mereka mendorong agar harga terus naik, namun tidak memikirkan dampaknya ke sektor-sektor lain. Mungkin regulasi di perdagangan komoditas memang harus segera diberlakukan..

Sementara itu, Arab dan negara-negara timur lainnya yang mendapat windfall dari naiknya harga minyak mengalami kelebihan pendapatan. Biasanya mereka cenderung menginvestasikan uangnya ke USD. Namun karena kondisi USD yang terus melemah, mereka memilih cara klasik, yakni dengan menginvestasikannya ke emas. Inilah salah satu pendongkrak kenaikan harga emas.

Para negara penghasil emas seperti China, Afrika, Australia, dan lain sebagainya tentu senang dengan ini. China misalnya, menemukan 5 tambang emas baru selama tahun 2007 kemarin. Sementara Australian Dollar (Aud) terus menguat terhadap Usd karena stok emasnya dan banyaknya permintaan akan emas dari Amerika dan negara-negara lainnya. Nilai Aud terhadap Usd saja kini sudah 0.9xxx, hampir sejajar...!

Sayangnya, harga beras dan pangan lain yang juga naik mengakibatkan masalah pangan di berbagai negara miskin dan berkembang. Tentunya ditambah dengan naiknya harga minyak.. Stok pangan dunia terus menurun. kalaupun bertambah, tingkat pertumbuhannya sudah tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan populasi manusia. Negara-negara yang kaya pangan "pelit" untuk berbagi, sementara di negara-negara miskin mulai terjadi kerusuhan dan kekurangan pangan yang cukup serius. Bahkan ada negara yang bersedia mengimpor beras dengan harga berapapun..

Di Indonesia sendiri, produksi beras memang masih berlebih jika hanya untuk memenuhi kecukupan dalam negeri. Namun masalahnya ternyata juga ada pada daya beli masyarakat. Percuma saja stok tersedia jika masyarakat tidak mampu membelinya. Indonesia sepertinya perlu memperbaiki sistem subsidinya agar lebih efektif. Masalah beras ini merupakan masalah yang serius, karena kita sangat bergantung pada beras. Dulu-dulu sekali, pemerintah pernah mencoba untuk mengalihkan makanan pokok, namun masyarakat ternyata tidak bisa menerima makanan pokok lain selain beras. Beras telah berakar dalam di hati masyarakat. Oleh karena itu, masalah beras merupakan hal yang vital diperhatikan.

Melonjaknya harga komoditas juga mengakibatkan banyak pengalihan dana dari pasar modal (saham) ke pasar uang (salah satunya komoditas). Harga minyak memang diperkirakan akan turun seiring akan segera berakhirnya musim dingin di beberapa negara termasuk Amerika. Seperti kita ketahui, Amerika merupakan konsumen minyak terbesar dan masyarakatnya sangat sulit diminta berhemat. Jika saja Amerika dapat mengurangi konsumsinya, diyakini akan mengurangi permintaan minyak secara signifikan.

Adanya prediksi  bahwa permintaan minyak akan menurun juga merupakan penyebab OPEC enggan menaikkan kapasitas produksinya.

Yah... kita liat saja perkembangannya beberapa bulan mendatang.