Memahami krisis beras global

Harga beras dunia terus mencapai rekor tertinggi baru. Bank Dunia telah memperingatkan bahwa krisis tersebut akan berdampak bagi sekitar 100 juta orang. 

Berikut adalah beberapa isu penting yang dipertimbangkan :

Apakah peningkatan panen jagung untuk produksi etanol di Amerika dan eropa mempengaruhi harga beras? Ya, secara tidak langsung.  Sementara para petani di Amerika dan Eropa menanam lebih banyak jagung untuk memproduksi etanol, harga gandum meningkat karena persediaan berkurang. Harga gandum yang tinggi membuat orang-orang mensubstitusi nasi, terutama di Afrika. meningkatnya permintaan etanol sebagai bahan bakar alternatif berhubungan langsung dengan harga minyak yang meningkat. (etanol disini sebagai substitusi dari minyak). Selain itu, biaya priduksi beras meningkatkan tajam karena biaya pupuk, transportasi, dan pemrosesan ikut naik seiring kenaikan harga minyak.


Bagaimana dampaknya bisa sampai ke Asia? India dan Vietnam sebagai eksportir beras terbesar kedua dan ketiga melihat harga kedelai, gandum, dan jagung meningkat. Dalam upayanya menjaga inflasi domestik, pada akhir Maret 2008 kedua negara mengumumkan batasan ekspor. Tujuannya adalah untuk menjaga stok dalam negeri agar harga tidak naik. namun ini juga tidak mudah, karena harga internasional yang terus naik membuat para pedagang lokal menimbun stoknya, yang mengakibatkan timbulkan kepanikan di masyarakat.

Apakah kekurangan beras terjadi secara luas di dunia? Tidak, sebenarnya yang terjadi adalah kekurangan artifisial yang disebabkan oleh pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah negara-negara pengekspor beras.

Siapa yang melakukan hal tersebut?
hal tersebut terjadi pada beberapa tingkat rantai nilai oleh pedagang, penambang, distributor, dan pengecer. Beras dianggap sebagai komoditas yang mudah disimpan dan ditransportasikan.  Namun ini adalah spekulasi yang berbahaya karena pasar beras futures tidak terlalu liquid, sehingga sulit untuk melakukan hedging terhadap resiko. Ada 15 patokan harga beras yang berdasarkan pada kualitas, dan pasarnya juga jauh dari transparan.

Kenapa petani tidak menanam lebih banyak beras saja?
Karena mereka tidak bisa. Mayoritas petani mengkonsumsi sebagian besar dari apa yang mereka tanam dan mereka juga telah menanam beras di setiap lahan yang tersedia. Desertifikasi dan pertumbuhan populasi yang cepat juga telah mengurangi ketersediaan lahan untuk bertani. peningkatan biofuel juga telah mendorong penanaman minyak dawit dibandingkan padi. Selain itu, peningkatan pendapatan di negara-negara mengakibatkan orang mengganti nasi dengan daging, sehingga membutuhkan lebih banyak tanah untuk peternakan dan memproduksi kalori dalam jumlah yang sama.

Diterjemahkan dan diacu dari http://businessweek.com/globalbiz/content/apr2008/gb20080428_894449.htm?chan=top+news_top+news+index_news+%2B+analysis